Rabu, Juni 22, 2011

Duta atau Maskot

Beberapa tahun menyaksikan acara Miss Universe, yang biasanya ku ingat adalah bahwa pemenangnya pasti jadi bintang iklan minuman bervitamin C yang seger-seger itu. Atau kalaupun ada tugas resmi, biasanya jadi duta pemberantasan HIV-AIDS. Kegiatannya, jalan-jalan ke negara-negara tertentu untuk melihat para penderita HIV-AIDS, memperlihatkan rasa iba, di jeprat-jepret (di foto maksudnya) dengan tak pernah lupa memakai selendang keramatnya yang bertuliskan Miss Universe. Asa teu penting. Karena dengan gak pake selendang pun, udah pasti ketauan dia miss universe nya. Tau dari mana? Ya tau lah, karena pasti dari semua orang yang ada, pasti dia yang paling kinclong dan aduhai,heuheu..



Sepengetahuan saya, biarpun Nona Sejagat itu jadi duta HIV-AIDS, asa gak pernah ada ide-ide nya yang bergaung di dengar oleh masyarakat dunia. Atau himbauan-himbuannya (kalau ada itu juga) atau tindakan nyata yang berpengaruh terhadap tujuan dia menjadi duta. Selain itu, kesibukannya yang lain biasanya lebih banyak di pemotretan dan menghadiri kontes-kontes sejenis di tingkat regional. Dengan segala hormat, kalau bunda Theresa masih hidup, saya lebih memilih beliau untuk menjadi Miss Universe. Tidak kah ide-ide nya, himbauan-himbauannya, tindakan-tindakannya sudah mendunia? Biarpun tanpa mahkota.



Nah, kalau yang saya ingat dari pemilihan semacam Putri Indonesia, bahwa agenda pertama sang putri yaitu… tak lain tak bukan adalah untuk di kirim ke ajang pemilihan Miss Universe. Biasanya ada kontroversi tentang pakaian renang tuh,hehe.. Harusnya kontroversi itu tak terjadi sih, karena pasti kebanyakan orang sudah tahu bahwa kontes Miss Universe pada awal sejarahnya memang sebuah ajang kecantikan untuk mempromosikan pakaian renang. Udah tau begitu, kenapa masih niru-niru ajang seperti itu? Heuheu..

Dan selanjutnya, sang putri biasanya di kontrak jadi duta kosmetik merk tertentu.Btw, tugas utama putri Indonesia apa ya? lupa. Oh,iya mempromosikan pariwisata Indonesia ke mancanegara. Tapi berhubung merangkap jadi duta kosmetik, entah mana agenda yang lebih padat. Promosi pariwisata atau kosmetik? :D

Menurutku sih, yang pantes jadi duta pariwisata Indonesia itu Pak Bondan dan Trinity. Pasti dah tau lah dengan pak Bondan Winarno sang wisatawan kuliner. Coba aja liat, makanan apa yang ketika dia cicipi, gak bikin kita ngiler dan pengen icip-icip juga? Mau makanan tradisional kek, internasional kek, sama nasib nya. Bikin saliva menetes! Makanan khas Indonesia yang bermacam-macam, tentu saja bisa menjadi daya tarik buat para wisatawan kan? Mak nyosssss!



Nah, kalau Trinity tau gak? Di kalangan blogger ataupun para penikmat buku, dia sudah terkenal. Buku nya yang berjudul “The Naked Traveler” sudah sampai pada buku yang ketiga. Pekerjaan utama nya adalah traveling, pekerjaan sampingannya adalah karyawan sebuah perusahaan. Dia sudah menjelajahi banyak tempat wisata di Indonesia dan luar negeri dengan jalan menjadi seorang backpacker. Dia sudah tahu sebagian besar tempat-tempat di Indonesia yang paling asik buat berwisata. Yang bisa lebih seru dan eksotis dari Bali. Putri Indonesia mungkin baru traveling pas udah kepilih jadi juara pertama. Tapi Trinity, sudah dari jauh-jauh sebelum nya. Maka, siapa lagi yang lebih pantas dari dia?



Di Jawa Barat, ada ajang dengan tujuan serupa, yang tentunya lebih “keprovinsian”, yaitu untuk mempromosikan pariwisata di wilayah Jabar. Berupa ajang tahunan pemilihan Mojang Jajaka (MOKA) Jawa Barat. Tapi kayaknya dalam beberapa tahun kebelakang, acara ini kurang ngena sama tujuan. Kurang efektif. Ini bukan pendapat saya pribadi lho. Tapi pendapat Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf.



Beliau menilai bahwa hasil dari pemilihan MOKA ini belum di fungsikan secara maksimal. Yang juara tahun kemaren belum di fungsikan dengan baik, eh tahun ini udah ada lagi juara MOKA yang baru. Setahun ke depannya, ada lagi yang baru. Jadi aja stok MOKA (istilah bikinan Pak Dede Yusuf) numpuk. Dan kalau tidak salah, ajang ini sempat di tiadakan pada tahun 2009. Sepertinya setelah acara pemilihan yang begitu ketat dari segi brain, beauty dan behavior, kurang di persiapkan tugas-tugas selanjutnya (padahal ini bagian yang penting nya). Jadilah banyak MOKA yang dinilai nganggur. Padahal kan dari segi 3B tadi, mereka adalah jagoan-jagoan andalan Jawa Barat.

Bahkan seorang Jajaka Pinilih tahun 2008 sempat mengatakan “Selama ini, ibaratnya kami hanya jadi pajangan, bertugas kalau sedang ada tamu saja. Malah pada kegiatan yang berhubungan dengan promosi pariwisata tidak dilibatkan. Sebaiknya masa bakti moka tidak hanya satu tahun, jadi bisa diberdayakan oleh pemerintah”. Masyarakat menilai kegiatan pasanggiri itu hanya kegiatan hura-hura dan penghamburan anggaran, sementara alumni moka mengeluh karena selama ini hanya bertugas sebatas penerima tamu pada acara seremonial pemerintahan.

Lantas, apa kabarnya Pasanggiri Mojang Jajaka Garut 2011?



Tujuannya pasti pula tak jauh beda, hanya lebih spesifik kedaerahan. Mempromosikan seni budaya dan pariwisata Garut. Kriteria nya mencakup 4B (Brain, beauty, behavior, bravery), menguasai salah satu kesenian sunda dan mampu berbahasa sunda serta bahasa inggris.

Jadi teringat bertahun-tahun silam. Beberapa orang di sekolah saya ada yang mengikuti Pasanggiri Mojang Jajaka Garut. Waktu itu, kesan saya terhadap kegiatan ini adalah beauty lebih mendapatkan porsi. Beauty disini lebih dimaksudkan pada “beungeut” . Brain dan behavior belakangan. Asana mah baheula can aya kriteria bravery (rasanya dulu belum ada criteria bravery).

Brain mungkin di maksudkan lebih pada wawasan kali ya? Bukan spesifik wawasan kepariwisataan. Karena kan kalau yang itu nanti di berikan pas karantina. Tapi kalau tidak salah, dulu ada yang brain nya biasa aja, lolos untuk mengikuti karantina. Behavior artinya perilaku. Berarti kalakuan na nya nu di nilai.

Saya yakin, dalam rangka mempromosikan seni budaya dan pariwisata Garut, para mojang-jajaka terpilih, tidak akan hanya di jadikan sebagai pajangan atau dihadirkan ketika ada acara seremonial pemerintahan saja.

Saya ada kereteg pikir. Ini hanya pandangan saya sebagai orang awam dalam marketing. Jika tujuannya mempromosikan seni budaya dan pariwisata, kenapa tak langsung saja di pilih dari pemuda-pemudi yang memang awal nya concern di bidang itu. Mereka yang memang hobinya ngubek-ngubek dan sangat mengenal tempat-tempat wisata di Garut. Jadi ketika promosi, memang tidak omong doang, padahal belum pernah ke tempat yang di promosikan. Kalau mau, pilih dari kalangan para backpacker Garut sekalian (kalau ada,hehe..).

Coba, mana yang lebih menarik dari dua percakapan ini :

Percakapan I
Promotor : Garut memiliki tempat-tempat wisata yang sangat indah dan menarik, seperti candi cangkuang dan kawah papandayan.

Calon wisatawan: Wah, bagus. Apakah anda pernah ke sana?

Promotor : belum.

Calon Wisatawan: Lho, darimana anda tahu kalau tempat tersebut indah dan menarik?

Promotor : Ya, sepertinya..

Percakapan II
Promotor : Saya ingin bercerita tentang pengalaman saya bersama rekan-rekan ketika berarung jeram di sungai cikandang. Wah, sangat memacu adrenalin! Arus di sungai cikandang sangat deras dan rute nya panjang sekitar 28 kilometer. Perahu karet kami beberapa kali hampir terbalik.

Calon Wisatawan : Menarik sepertinya. Tapi saya belum pernah arung jeram. Dan jarak 28 kilometer terlalu panjang.

Promotor : Oh, tak masalah. Ada yang lebih pendek rutenya dari itu, yaitu sungai cimanuk. Dan jangan khawatir juga karena pengamanan nya terjamin. Buktinya saya masih hidup,hehe..

Calon Wisatawan : hahaha! Jadi tak sabar ingin segera mencoba nya juga.


Jika kita berada pada posisi calon wisatawan, pasti lebih tertarik dengan orang yang berbicara tentang pengalamannya ketika berwisata, ketimbang orang yang berbicara seperti brosur.

Untuk duta budaya, sebaiknya dipilih dari pemuda-pemudi yang sedari awal concern dengan budaya sunda/lokal dan menguasai beberapa kesenian nya. Bukan dari pemuda-pemudi yang baru belajar tentang kesenian sunda karena mau mengikuti pasanggiri mojang jajaka belaka.

Kalau misalkan tetap harus dengan prosedur Pasanggiri Mojang-Jajaka, maka usul saya, beauty ditempatkan setelah behavior, brain dan bravery.

Kenapa saya tempatkan behavior lebih dulu? Saya artikan behavior sebagai kecerdasan emosi. Kemampuan melakukan hubungan intrapersonal dengan orang lain. Orang yang wawasannya lebih sedikit namun mampu mengkomunikasikannya dengan bagus, simpatik dan ramah, akan lebih baik daripada yang wawasannya lebih banyak, namun tak mampu mengkomunikasikannya secara simpatik, bagus dan ramah.

Yang kedua, kenapa brain di dahulukan dari bravery? Karena percuma saja ketika punya keberanian, tapi tak punya gagasan atau wawasan yang dapat di sampaikan. Saya membayangkannya, para peserta tidak datang dengan brain kosong, untuk kemudian di isi dengan informasi-informasi ketika karantina. Alangkah lebih keren nya, ketika dari awal para peserta membawa ide-ide brilian yang dapat di tawarkan dalam rangka mempromosikan budaya lokal/sunda dan pariwisata Garut. Sehingga ketika seleksi, bukan hanya tentang wawasan, tapi juga seleksi ide. Ya, itu lamunan saya.

Nah, yang terakhir adalah beauty. Meski bengeut bisa jadi jalan awal ketertarikan, tapi kalau ternyata behavior nya gak bagus, brain nya jongkok, bravery nya ciut, maka tak ada artinya si beauty ini dalam rangka mempromosikan pariwisata dan budaya. Beauty lebih gampang di poles nya daripada brain. Cantik/ganteng itu relatif. Tapi bodoh itu mutlak. Lagian yang sedang di cari itu adalah duta, bukan maskot.

Setelah terpilih sang juaranya, maka pertama-tama mereka di tugaskan untuk traveling ke tempat-tempat wisata Garut yang akan di promosikan. Setelah itu, barulah berpromosi ke target-target wisatawan. Lagi-lagi, saya ngelamun,hehe..

Tapi saya punya pengharapan besar, kalau pasanggiri Mojang-Jajaka kota Garut 2011, benar-benar ajang pencarian duta pariwisata dan budaya, bukan ajang pencarian maskot pariwisata dan budaya. Kalau di lihat dari persyaratan peserta yang harus menguasai beberapa ini itu, kemungkinan besar pengharapan saya dapat terwujud.

Namun jika ternyata masih pada taraf pemilihan maskot, maka pemuda tidak harus berlomba-lomba untuk menjadi Moka saja, karena saat ini sudah banyak ajang pemilihan semacam itu. Lebih baik ada kegiatan lain yang lebih menitikberatkan pada prestasi dan juga kreativitas. Ini bukan kata-kata saya lho, tapi kata-kata dari Bapak Dede Yusuf, Wakil Gubernur Jawa Barat.


NB: Penulis duka nuju seueur teuing ngalamun atanapi sirik teu pernah ngiringan pasanggiri moka,heuheu..

6 komentar:

  1. Wah, mantap pisan teh tulisan na ..
    Saya ge rek nulis siga kieu tapi ngalamun na kirang jauh jadi we teu kaideuan terus .. haha

    BalasHapus
  2. ahahaha... umiiii..
    saya dukung umi jadi jajaka Garut taun ieu. eh?? jadi tukang milih mojang jajakana weh mi. meh nu kapilih sesuai harapan b^.^d
    btw ada buku baru trinity teu? sakau buku sabangsaning the naked traveler :D

    BalasHapus
  3. @Irham : Pek atuh sing jongjon ngalamun deui. Sugan kaideuan ayeuna mah,hehe..

    @anonim : ini teh siapa? anonim apa tehnonim? heuheu.. Hatur nuhun dukungan na. Tapi teu minat jadi jajaka mah :p Dan minat abdi lebih kepada milih jajak nu sesuai harepan pribadi,kekekekekek!

    Buku trinity seueur, di gramed sareng palasari. Mangga pilari. Aya oge nu sanes na tentang traveler, tapi nu nulis na orang bule. Judulna "Honeymoon With My Brother".
    Pami nu ku urang Indonesia na, aya buku "The Traveler's Tale" dan "Negeri Van Orange". Tapi ceritana tentang traveling di luar negeri sih.

    BalasHapus
  4. hhehehe...

    hayang seuri deh..
    ampun :)

    jujur saja, teh yulmi sayateh pengen ikuten MOKA dari dulu hehe, termasuk sudah di dukung ku asmud, tah terutama nu inget ku aby kg goris hehe

    tapi di emut2 deui teh yulmi, da ternyata mun sayah lolos ka semi final *ngalamun
    kan saya pake kerudung .. ah, kudu di buka gera kerudung na!! jiaah..

    dulu sempet berkonsultasi dg mojang mojang yg runner up 2008. memang beliau dukung siy, cuma disuruh pikir2 dulu cenah kudu di buka kerudung hehe

    aduh, di piki2 jadi ngagadeiken akidah ah,,
    hanya karena kontes kecantikan *cenah ujung2nya :)

    humm, klo kriteria tentang wawasan Garut mah insya alloh tukang ngebolang hehe.. etamah masuk kriteria!

    but, soal kecantikan? hehe.. saya gk sanggup klo di sandingkan dg mojang2 garut yg terkenal cantik2 itu dari sunda asli :P

    belum lagi soal KKN :) hehe, udah bnyk ajang seperti itu yg akhirnya hrus pke uang jalur belakang ...

    heheh.. cuma curcol siy teh umi,,.
    kalo di dukung teh umi mah, bisa jdi ikut MOKA thun depan hehe..

    :) salam hangat dan sayang

    BalasHapus
  5. Karima : bocoran nih,ya. Jangan bilang siapa2. saya ka ide an nulis ini pas liat foto2 finalis moka di FB mu,hehehe..

    Pas kamari ninggali mah, aya gening finalis nu pake kerudung. Jadi gimana nih, tetep mau ikutan MOKA tahun depan? Meski udah tahu ada indikasi bahwa ujung2 nya kontes kecantikan belaka? hehehe...
    *pan aya nu lalaki, berarti nyebutna kontes kecantikan dan kegantengan meureun nya

    Btw, apa motif karima pas pengen ikutan MOKA?
    Saran saya juga sama dengan runner up 2008 itu, pikir-pikir lagi deh, ma. Heuheu..

    Wawasan ke-Garut an mu, mending di optimalkan untuk berkarya di ASGAR MUDA saja. Biar tetap menjadi seorang "karimaberkarya", tidak menjadi "karimaberkontes" :D

    xoxoxo

    BalasHapus
  6. samalah ma abnon, di PRJ aja gk fungsi
    mending milih bapak saya jadi ketua RT daripada milih orang ganteng or cantik tp gk mutu, hahaha
    intinya pemilihan apapun di indonesia banyak yg amat sangat tidak bermutu sekali parah abis
    *lebay..

    BalasHapus

what's ur comment?