Jumat, Desember 14, 2007

Kamarku Bukan Semesta

Gunung-an selimut biru memang selalu menggoda untuk didekati, lalu bergelung hangat di bawahnya. Dikombinasikan dengan kasur busa yang terasa bagai hamparan padang rumput hijau. Seekor ikan dalam aquarium cukuplah seperti samudra luas buatku. Lampu neon 5 watt layaknya seperti mentari yang terang benderang. Menyinari dan menghangatkan. Dan Aqua gallon, inilah sumber mata air pegunungan yang tak pernah berhenti mengalir. Alunan lagu di Winamp telah menjelma menjadi bunyi-bunyi alami. Layaknya gemuruh angin, suara jangkrik ataupun kokokan ayam. Tumpukkan buku dan majalah adalah jendela dimana aku bisa melihat dunia. Pengharum ruangan cukup membuatku merasa seperti berada di tengah-tengah kebun bunga lavender. Ingin bicara dengan siapapun, cukuplah handphone kugunakan. Cukup dengan sajadah dan mukena aku sesekali menemui Tuhanku.

Tapi kamarku bukan semesta.

2 komentar:

  1. busyet... gokil...
    sumpah, gw baca "Semenjak Ada Diri-Mu" bikin gw merinding..
    lo dah ngingetin gw tuk makin cinta dan mengenal Allah...
    CAYO buat yulmi, lo berbakat jd penulis hebat.
    nice to know u, giRl..
    tengQyu

    BalasHapus
  2. jelas terlihat lo pny bakat jd penulis..
    lo bisa gambarin smua detail-deatil kehidupan kamar lo dengan jelas nan menarik..

    BalasHapus

what's ur comment?