Sabtu, Agustus 20, 2011

Tamu Hati



Penghias mata
Ada mu tak menambah pasir waktu menjadi penuh
Bahkan tak kusadar hampir habis separuh
Namun entah, setiap bulirnya terasa berkilau sejak itu

Maukah kau ku undang
Untuk menetap saja di lubukku?

Atau ulurkan, ulurkanlah benang-benang
Biar bersama kita memintal
Bukan untuk menjadi jaring yang memerangkap
Tapi menjadi kain pelindung bagiku, bagimu

Ah, mata
Maaf hari ini luput kujaga
Hingga terlanjur ada tamu di beranda hati
Berbincang dengan angan, agar saja jadi penghuni

Ah, tamu hati
Pulanglah
Sebab tak tega aku menyuruh pergi

3 komentar:

  1. Terkadang, tega menjadi solusi...

    BalasHapus
  2. Mi, photo ruang tamu saha eta...?
    Sae lah...

    BalasHapus
  3. @Arahial : terkadang kan? Karena (terkadang juga) tak teganya justru bukan pada si "tamu", tapi tak tega pada diri sendiri.

    @Ayi R (asa eta2 keneh) : sanes ruang tamu, eta mah beranda. da aya na di luar. Mendak di internet,hehe.. Bangun nu sejuk kitu nya katinggal na.
    *lupa tak ku cantum sumber nya

    BalasHapus

what's ur comment?