Jumat, November 28, 2008

Dia, segelas air putih


Baru aja aku pulang dari Gramed (again). Liat-liat buku pelajaran. Maklumlah, aku masih dalam suasana PPL di SLB Cicendo. Jadi harus nyari buku buat bahan ngajar. Cie..cie.. ibu guru.

Trus sempet juga liat buku Maryamah Karpov yang dah nangkring di sana. Tapi kok aku jadi kurang tertarik ya? Padahal kemarin menggebu-gebu ingin beli. Gak lama disana, cuman sekedar membaca dan mengutip buku pelajaran agama (boleh gak ya? cuman dikit kok), kuputuskan caw sajah. Tapi ekor mataku tiba-tiba tertarik pada buku hijau berjudul Rectoverso, karya Dewi "Dee" Lestari. Buku ini sering kulihat, tapi jarang kuhampiri. Hingga siang tadi, kulahap isinya di sana. Lumayan, satu buku gratis tlah terlewati, hehe...(kecuali 2 cerpen yg berbahasa inggris. ribet sih).

Sempat terhentak juga ketika membaca tulisan pertama yang berjudul "Curhat sahabat" (atau cerita sahabat, atau curhat teman ya? mirip2 gitu lah pokoknya). Sepertinya ada bagian dari diriku yang sedang bertutur dalam cerita itu.

Selama ini, akupun mengharapkan wine. Tapi ketika sedang dalam keadaan lemah, ternyata yang kubutuhkan hanyalah air putih. Sesuatu yang sederhana.

Wine dan air putih adalah simbol untuk dua orang. Wine, cukup dekat, tapi tak pernah ada di saat kubutuhkan. Sepertinya tampak di depan mata. Tapi hanyalah kamuflase menyakitkan.
Air putih, meskipun jauh, tapi selalu ada di saat aku membutuhkan. Ada sesuatu yang membuatnya selalu terasa begitu sejuk, dan menularkan kesejukannya padaku.
Dia, yang di Saga. Dialah segelas air putih itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

what's ur comment?